Kerlipan Bintang


Aku bukan bulan yang mengalah pada bintang untuk menyinari dunia kala senja tenggelam.
Bukan karna bentukku yang kadang terlihat tak sempurna.
Bukan juga karna menjadi “terlihat” di antara yang berserakan.
Semua ini karna aku merasa,

Bintang menyerangku dengan ribuan cahayanya yang berpendar dilangit
bak cacian yang menggores batinku sehingga membuatku meredupkan sinarku dibalik awan.

Mereka yang mengganggapku seonggok patung yang dipajang, atau hiasan “glow in the dark” dengan riasan badut
yang membuat kau seenaknya menertawakanku karena penampilan luarku.

Dan aku merasa sepi ditengah ramainya cahaya bintang.
Saat perasaanku mulai bersabit, kadang setengah, dan purnama,
secara berkala aku mencoba terus memahami rahasia bintang yang terus mau bersama diriku di langit kelam.
Dalam gelap ia terang. siapakah dia?

Selama ini aku telah salah melihat
Dia bukan bintang
bukan bintang sejati
selama ini mereka hanya bisa menggores batinku, menertawakanku, menganggapku seonggok patung, atau hiasan “glow in the dark”
sarkasme.

Apa yang selama ini aku lihat?
Adakah cahaya bintang abadi yang menemani gelap malamku?
yang dapat saling mengerti
aku akan banyak belajar bahasa kerlipan bintangnya
agar tiap kerlipannya aku tak kan tertipu dalam sekejap.

11:19 p.m.

Share
|



Leave a comment